Dengan dihadiri oleh forkopimcam, tokoh masyarakat tokoh agama para ketua RT/ RW, BPD serta warga masyarakat dengan tetap menggunakan prokes, bertempat di halaman pendopo balai desa Karangreja, Kamis, (19/08/2021).
Acara diawali dengan penyampaian ular' ular atau salam bekti dari tokoh adat bapak Karjo Sangin dan bapak Supri kemudian dilanjutkan penanaman kepala kambing atau istilah jawa mendem ndas wedus sebagai simbol kemakmuran dan mengingatkan kepada kita semua bahwa kehidupan ada akhirnya.
Setyaji Panggung Kristanto, kepala desa Karangreja saat ditemui awak media menyampaikan bahwa kita harus bisa tetap melestarikan adat budaya Jawa yang sudah turun temurun hingga kini kalau tidak kita siapa lagi kalau tidak sekarang kapan lagi.
saya selaku yang dituakan didesa ya harus mangayu bagyo apa yang diinginkan warga kita apresiasi.
Masih menurut Aji sapaan akrab kepala desa, intinya kita memohon kepada Tuhan yang maha kuasa dan berterima kasih selama ini kita sudah menggunakan tanah atau bumi untuk ditanami hingga menghasilkan produk yang berkualitas baik.
"Untuk itu kami berterima kasih kepada semua yang bisa dimanfaatkan untuk tanaman, untuk saat ini kami sedekah bumi tidak nanggap wayang karena situasi nya masih ppkam, belum boleh kumpul kumpul, akan tetapi walaupun sederhana acaranya tetapi tidak mengurangi makna kesakralan ini,"katanya kepada cilacapnews.com Kamis, (19/08/2021).
Sementara itu tokoh masyarakat H. Basuki mengatakan bahwa kita tidak memuja atau memuji sesuatu dengan retorika memotong kambing terus kepalanya ditanam, jangan menganggap hal ini sebagai sesuatu yang tidak bermanfaat akan tetapi pemotongan hewan kambing untuk kita santap bersama sebagai ungkapan rasa syukur.
